Selasa, 22 Mei 2012

Fenomena Tergusurnya Pasar Tradisional oleh Outlet Modern atau Pasar Modern diTangerang (Pasar Modern BSD)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang Masalah
            Pasar merupakan pranata penting dalam kegiatan ekonomi dan kehidupan masyarakat. Pasar sudah dikenal sejak masa Jawa Kuno yaitu sebagai tempat berlangsungnya transaksi jual beli atau tukar menukar barang yang telah teratur dan terorganisasi. Hal ini berarti pada masa Jawa Kuno telah ada pasar sebagai suatu sistem. (Nastiti, 2003: 13) Maksudnya adalah pasar yang mempunyai suatu kesatuan dari komponen-komponen yang mempunyai fungsi untuk mendukung fungsi secara keseluruhan, atau dapat pula diartikan pasar yang telah memperlihatkan aspek-aspek perdagangan yang erat kaitannya dengan kegiatan jual-beli, misalnya adanya lokasi atau tempat, adanya ketentuan pajak bagi para pedagang, adanya pelbagai macam jenis komoditi yang diperdagangkan, adanya proses produksi, distribusi, transaksi dan adanya suatu jaringan transportasi serta adanya alat tukar.
            Supermarket telah hadir diberbagai kota utama di Indonesia selama tiga decade terakhir. Akan tetapi, pada awal pemberlakukan liberalisasi sector ritel pada 1998, pengelola supermarket asing mulai menambah masuk pasar dalam negri, yang menimbulkan persaingan sengit dengan pengelola supermarket local. Beberapa kelompok mengklaim bahwa pasar tradisional merupakan korban nyata persaingan tajam tersebut yang berdampak pada hilangnya pelanggan pasar tradisional akibat membanjirnya produk-produk bermutu dengan harga murah dan lingkungan perbelanjaan yang lebih nyaman yang disediakan supermarket, khususnya dilokasi-lokasi yang berdekatan dengan pasar tradisional.

Becek, kotor, berlumpur dan kadang bau itulah yang nampak dalam pasar tradisional kita. Negara bahkan pemerintah daerah kurang memperhatikan keadaan pasar tradisional. Pasar tradisional semakin terpinggirkan dan tergusur oleh kemewahan pasar modern dan hypermarket. Di pinggir-pinggir gang rumah, warung-warung yang dipunyai masyarakat semakin terdesak dengan kehadiran minimarket seperti Alfamart dan Indomaret. Pasar-pasar tradisional mulai ditinggalkan para pembelinya yang mulai bergeser ke pasar modern karena harga di pasar modern yang lebih murah dibanding harga di pasar tradisional. Larinya konsumen dari pasar tradisional ke pasar modern sebenarnya telah terjadi sejak lama. Pada Mei 2004 misalnya. Akibat pembangunan mall dan pasar modern, beberapa media massa di Ibu Kota menulis "Tujuh Pasar Tradisional Ditutup".  Tujuh pasar tradisional itu yakni Sebagai contoh selama ini bahwa pembangunan mall dan pasar modern di Jakarta, mengakibatkan tujuh pasar tradisional yaitu pasar Blora, Cipinang Baru, Kramat Jaya, Cilincing, Muncang, Prumpung Tengah dan Pasar Sinar Utara. Dengan ditutupnya beberapa pasar tradisional di Jakarta dianggap telah menyebabkan para pedagang kecil makin termarjinalkan. Para pengamat menilai bahwa para pedagang kecil makin sulit berlabuh. Kalah oleh kompetisi dagang yang kian lama kian ketat.
Nasib mereka serupa dengan para pedagang kaki lima yang tampak terengah-engah meraup rezeki di Jakarta. Jadilah Ibu Kota mewujud dalam bentuknya yang tidak manusiawi dan tidak ramah untuk orang kecil.
Mayoritas pasar tradisional dikuasai dan dikelola oleh Pemda setempat, biasanya dibawah kendali Dinas Pasar. Akan tetapi, sejumlah kecil pasar tradisional dikembangkan melalui kerja sama antara pemda dan perusahaan swasta, umumnya dibawah skema bangun, operasi, dan transfer ( build- operate-transfer/ BOT ). Perusahaan swasta kemudian membayar setiap tahun kepada pemda sejumlah dana yang telah disepakati. Pengelola pasar,yang diangkat oleh Kepala Dinas Pasar, mengelola pasar milik pemda.
Sebenarnya pemerintah DKI Jakarta telah memiliki aturan yang jelas mengenai bagaimana melindungi pasar tradisional dari persaingan yang tidak seimbang dengan pasar modern. Hal ini tertuang dalam Peraturan Daerah (perda) Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 2 Tahun 2002 tanggal 18 Maret 2002 tentang Perpasaran Swasta di Provinsi DKI. Perda tersebut sebenarnya telah mengatur mekanisme harga untuk melindungi pedagang tradisional. Pada pasal 9 misalnya dikatakan "harga jual barang-barang sejenis yang dijual tidak boleh jauh lebih rendah dengan yang ada di warung dan toko sekitarnya".
Masih dipasal 9. Untuk usaha perkulakan (grosir) secara jelas dikatakan bahwa usaha grosir tidak boleh menjual langsung ke konsumen, "kegiatan penjualan dilakukan dalam ukuran partai besar atau dalam jumlah tertentu seperti dalam bentuk lusinan, kodian, grosiran, dan takaran/ timbangan yang tidak dilakukan secara langsung kepada konsumen akhir tetapi dalam bentuk keanggotaan ( member ).
Pasar Modern BSD atau Simpansa Serpong adalah dua contoh bagaimana pasar tradisional dikelola dengan sangat bagus, baik itu parkir, kebersihan, penataan pedagang.  Pasar Simpansa Serpong, yang letaknya bersebelahan dengan Sumarecon Mal Serpong Gading Serpong berhasil menarik pengunjung di luar komplek perumahan Gading Serpong, salah satunya adalah warga Lippo Karawaci, yang notabene adalah warga kelas menengah keatas.
Kisah sukses sebuah pasar tradisional di kawasan Bumi Serpong Damai ( BSD ) di Tangerang yang tetap memiliki pelanggan meskipun terdapat beberapa pasar modern disekitarnya. Pihak pengembangan perumahan dan pemda setempat bekerja sama mengelola pasar tradisional tersebut. Pasar tradisional ini tampak bersih, aman dan memiliki lahan parker luas serta fasilitas yang memadai. Psar ini juga berhasil menerapkan desain bangunan berlantai satu dengan batas plafon yang tinggi agar sirkulasi udaranya mencukupi. Ini membuktikan bahwa pasar tradisional yang kompetitif dapat bersaing dan hadir berdampingan dengan supermarket.
Renovasi pasar bukanlah dengan cara membakar pasar dan menggantikannya dengan pasar bertingkat banyak dan harga yang lebih mahal dibandingkan sebelumnya. Cara tersebut hanya menguntungkan pembangun pasar tersebut, dan ujung-ujungnya menggusur para pedagang lama yang tidak kuat untuk membayar sewa/beli kios-kios yang ada.
Cuma, seringkali mereka melupakan efek negatif dari maraknya pembangunan mal, yakni terdesaknya pedagang pasar tradisional dan juga berkurangnya ruang terbuka di kota tersebut. Sudah jamak terjadi di Indonesia, pembangunan Mal menggusur tanah/lapangan yang sebelumnya dipakai buat ruang bermain/rekreasi warga. Kota-kota yang sudah terlanjur dikepung mal, patut kiranya penguasa daerah menjadi wasit yang adil. Tetap memberi kesempatan pedagang modern atau pemilik mal berkembang dan juga memproteksi para pedagang kecil. Sudah menjadi tugas pemerintah untuk melindungi yang lemah.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka judul yang dipilih adalah : “ Fenomena Tergusurnya Pasar Tradisional oleh Outlet Modern atau Pasar Modern di Tangerang ( Pasar Modern BSD ) “.

1.2     Identifikasi Masalah
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh adanya kehadiran pasar modern terhadap perekonomian keluarga pedagang pasar tradisional maka penulis mengidentifikasi masalah-masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1.              Bagaimana pengaruh adanya kehadiran pasar modern terhadap perekonomian keluarga pedagang pasar tradisional ?
2.              Apakah dampak yang akan terjadi dengan adanya kehadiran pasar modern terhadap perekonomian keluarga pedagang pasar tradisional?
3.              Faktor – faktor apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan baik pasar tradisional dan pasar modern ?

1.3     Pembatasan Masalah
4
Dalam penyusunan Makalah ini supaya dalam pembahasannya tidak terlalu meluas, maka penulis membuat pembatasan masalah dalam Makalah ini adalah :
1.      Menganalisa dampak adanya kehadiran Pasar modern terhadap pasar tradisional.
2.      Upaya peningkatan produktivitas dan kinerja pasar tradisional agar tetap bertahan terhadap pengaruh adanya pasar modern.

1.4     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah disebutkan di atas maka penulis mencoba untuk membuat perumusan masalah. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.    Bagaimana bentuk bantuan dan penanganan pemerintah upaya membantu pasar tradisional yang hampir tergusur?
2.    Bagaimana usaha pemerintah dalam mengatasi fenomena ini agar pasar tradisional tetap ada, walaupun dengan adanya kehadiran pasar modern ?

1.5     Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.  Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan penelitin ini adalah untuk mengetahui:
a. Adakah pengaruh dengan adanya kehadiran pasar modern terhadap perekonomian keluarga pedagang pasar tradisional ?
b. Bagaimana usaha pemerintah dalam mengatasi fenomena ini agar pasar tradisional tetap ada, walaupun dengan adanya kehadiran pasar modern ?

2.  Manfaat Penelitian
a.    Bagi penulis
Dengan mengadakan penelitian ini, penulis berharap dapat mengetahui seberapa besar pengaruh adanya kehadiran pasar modern terhadap perekonomian keluarga pedagang pasar tradisional disekitar Tangerang Banten.



b.    Bagi pihak perusahaan
Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menilai dan mengevaluasi kinerja karyawannya dan perusahaan diharapkan dapat menarik kesimpulan dari hasil penelitian ini,sehingga dapat dijadikan salah satu pedoman dalam pengambilan keputusan / kebijakan.

c.    Bagi Kalangan Akademis
Dapat menambah daftar pustaka yang ada diperpustakaan dan  memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan khususnya terhadap studi masayarakat yang membahas masalah keadaan social ekonomi masyarakat akibat munculnya sector industry terutama ritel yang sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan ekonomi masyarakat dalam kaitannya dengan ilmu kesejahteraan social. Selain itu dapat memperluas wawasan serta mengembangkan ilmu pengetahuan terkhususnya ilmu kesejahteraan sosial.

1.6     Sistematika Penulisan
Dalam pembahasan makalah ini, akan diuraikan secara singkat tentang dasar-dasar pembahasan makalah, bab demi bab, guna memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap arah pembahasan. Untuk itu makalah ini dibagi ke dalam 5 ( lima ) bab yang terdiri dari:
BAB I     PENDAHULUAN
                Di dalam bab ini dijelaskan Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, serta Sistematika Penulisan.
BAB II   TINJAUAN PUSTAKA
                Pada bab ini dijelaskan Tinjauan Pustaka yang menguraikan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dibahas yaitu pengertian pasar tradisional dan pasar modern, kekurangan dan kelebihan pasar modern dan pasar tradisional, hal-hal yang membedakan pasar tradisional dan pasar modern, bagaimana agar pasar tradisional tetap bertahan, dampak supermarket terhadap pasar tradisional, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.
BAB III          METODOLOGI PENELITIAN
                Di dalam bab ini menjelaskan tentang ruang lingkup Penelitian, Metode penentuan sampel, Metode pengumpulan data.
BAB IV          PEMBAHASAN DAN HASIL
                Bab ini mencangkup sekilas gambaran umum objek penelitian seperti, Sejarah singkat perusahaan, Visi dan Misi, Struktur organisasi.
BAB V    KESIMPULAN DAN SARAN
                Dalam bab ini penulis menarik kesimpulan dari hasildan pembahasan, serta saran-saran berdasarkan kesimpulan.
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN


A.    Tinjauan Pustaka
1.      Pengertian Pasar Tradisional dan Pasar Modern
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu dari dua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan. Beberapa contoh termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alun-alun kota atau tempat parkir, pusat perbelanjaan dan pusat perbelanjaan, mata uang internasional dan pasar komoditas, hukum menciptakan pasar seperti untuk izin polusi, dan pasar ilegal seperti pasar untuk obat-obatan terlarang.
Pasar adalah tempat dimana terjadi interaksi antara penjual dan pembeli. (Chourmain, 1994: 231) Ada juga yang menatakan bahwa pasar merupakan pusat dan ciri pokok dari jalinan tukar-menukar yang menyatukan seluruh kehidupan ekonomi. (Belshaw, 1981: 98) Sementara itu Majid (1988:308) mencoba untuk merincikan bahwa di dalam pasar terdapat tiga unsur, yaitu: penjual, pembeli dan barang atau jasa yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan. Pertemuan antara penjual dan pembeli menimbulkan transaksi jual-beli, akan tetapi bukan berarti bahwa setiap orang yang masuk ke pasar akan membeli barang, ada yang datang ke pasar hanya sekedar main saja atau ingin berjumpa dengan seseorang guna mendapatkan informasi tentang sesuatu. Samuelson (2004:29) mengatakan pasar adalah sebuah mekanisme yang -dimana- (penulis) para pembeli dan penjual berinteraksi untuk menentukan harga dan melakukan pertukaran barang dan jasa.
Dalam arti yang paling luas, pasar tidaklah harus berarti suatu tempat, tetapi suatu institusi yang menjadi ajang operasi-operasi kekuatan yang menentukan harga. Dengan kata lain, dalam pasarlah pemasok dan permintaan beroperasi. (LeRoy Miller, 2000:23) Menurut Gregory Mankiw (2000:75) pasar adalah sekumpulan pembeli dan penjual dari sebuah barang tertentu. Menurut William A. Mceachern (tt.:98), pasar adalah sesuatu yang memungkinkan pembeli dan penjual melakukan pertukaran yang saling menguntungkan.
Pasar merupakan pranata penting dalam kegiatan ekonomi dan kehidupan masyarakat. Pasar sudah dikenal sejak masa Jawa Kuno yaitu sebagai tempat berlangsungnya transaksi jual beli atau tukar menukar barang yang telah teratur dan terorganisasi. Hal ini berarti pada masa Jawa Kuno telah ada pasar sebagai suatu sistem. (Nastiti, 2003: 13) Maksudnya adalah pasar yang mempunyai suatu kesatuan dari komponen-komponen yang mempunyai fungsi untuk mendukung fungsi secara keseluruhan, atau dapat pula diartikan pasar yang telah memperlihatkan aspek-aspek perdagangan yang erat kaitannya dengan kegiatan jual-beli, misalnya adanya lokasi atau tempat, adanya ketentuan pajak bagi para pedagang, adanya pelbagai macam jenis komoditi yang diperdagangkan, adanya proses produksi, distribusi, transaksi dan adanya suatu jaringan transportasi serta adanya alat tukar.
Pasar dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu pasar Tradisional dan pasar Modern.


1.      Pasar tradisional
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.
Pasar di Banten di sekitar tahun 1870

Gambaran pasar Tradisional zaman sekarang.
2.      Pasar modern
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah hypermarket, pasar swalayan (supermarket), dan minimarket.




Gambaran pasar modern saat ini.

Pasar dapat dikategorikan dalam beberapa hal. Yaitu menurut jenisnya, jenis barang yang dijual, lokasi pasar, hari, luas jangkauan dan wujud.
1.      Pasar Menurut Jenisnya
1.      Pasar Konsumsi
Pasar konsumsi adalah pasar yang menjual barang-barang untuk keperluan konsumsi. Misalnya menjual beras, sandal, lukisan dan lain-lain. Contohnya adalah Pasar Mergan di Malang, Pasar Kramat Jati di Jakarta dan lain-lain.
2.      Pasar Faktor Produksi
Pasar faktor produksi adalah pasar yang menjual barang-barang untuk keperluan produksi. Misalnya menjual mesin-mesin untuk alat produksi barang, lahan untuk pabrik dan lain-lain.
2.      Pasar Menurut Jenis Barang yang Dijual
Pasar menurut jenis barang yang dijual dapat dibagi menjadi pasar ikan, pasar buah dan lain-lain.
3.      Pasar Menurut Lokasi
Pasar menurut lokasi misalnya Pasar Kebayoran yang berlokasi di Kebayoran Lama dan lain-lain.
4.      Pasar Menurut Hari
Pasar menurut hari dinamakan sesuai hari pasar itu dibuka. Misalnya Pasar Rebo dibuka khusus hari Rabu, Pasar Minggu dibuka khusus hari Minggu, Pasar Senen dibuka khusus hari Senin, Pasar Wage Purwokerto dan lain-lain.
5.      Pasar Menurut Luas Jangkauan
1.      Pasar Daerah
Pasar Daerah membeli dan menjual produk dalam satu daerah produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar daerah melayani permintaan dan penawaran dalam satu daerah.
2.      Pasar Lokal
Pasar lokal adalah pasar yang membeli dan menjual produk dalam satu kota tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar lokal melayani permintaan dan penawaran dalam satu kota.
3.      Pasar Nasional
Pasar nasional adalah pasar yang membeli dan menjual produk dalam satu negara tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar nasional melayani permintaan dan penjualan dari dalam negeri.
4.      Pasar Internasional
Pasar internasional adalah pasar yang membeli dan menjual produk dari beberapa negara. Bisa juga dikatakan luas jangkauannya di seluruh dunia.

6.      Pasar Menurut Wujud
1.      Pasar Konkret
Pasar Konkret adalah pasar yang lokasinya dapat dilihat dengan kasat mata. Misalnya ada los-los, toko-toko dan lain-lain. Di pasar konkret, produk yang dijual dan dibeli juga dapat dilihat dengan kasat mata. Konsumen dan produsen juga dapat dengan mudah dibedakan.
2.      Pasar Abstrak
Pasar Abstrak adalah pasar yang lokasinya tidak dapat dilihat dengan kasat mata.konsumen dan produsen tidak bertemu secara langsung.Biasanya dapat melalui internet, pemesanan telepon dan lain-lain. Barang yang diperjual belikan tidak dapat dilihat dengan kasat mata, tapi pada umumnya melalui brosur, rekomendasi dan lain-lain. Kita juga tidak dapat melihat konsumen dan produsen bersamaan, atau bisa dikatakan sulit membedakan produsen dan konsumen sekaligus.

2.      kelebihan dan kelemahan pasar modern dan pasar tradisional
A.    Kelebihan dan Kelemahan Pasar Tradisional
Pasar tradisional merupakan pasar yang memiliki keunggulan bersaing alamiah yang tidak miliki secara langsung oleh pasar modern. Lokasi yang strategis, area penjualan yang luas, keragaman barang yang lengkap, harga yang rendah, system tawar menawar yang menunjukkan sikap keakraban antara penjual dan pembeli merupakan keunggulan tersendiri yang dimiliki pasar tradisional.
Selain keunggulan yang tadi, pasar tradisional juga merupakan salah satu pendongkrak perekonomian kalangan menengah ke bawah, dan itu jelas memberikan efek yang baik bagi negara. Dimana negara ini memang hidup dari perekonomian berskala mikro dibandingkan dengan skala makro.
13
Sisi kekeluargaan antara penjual dan pembeli menjadi salah satu pemandangan yang indah kala berada di pasar dan bahkan ada juag yang namanya langsung dan itu bisa menjadi hubungan baik dan tak dapat dipisahkan bagaikan persaudaraan yang erat sekali.
Pasar tradisional memiliki kelemahan yang sangat urgen ialah pada kumuh dan kotornya lokasi pasar. Bukan hanya itu saja, banyaknya produk yang mayoritas diperjualbelikan oleh oknum pedagang yang tak bertanggung jawab itu menggunakan bahan kimia yang tak seharusnya dipakai, dan praktek seperti itu marak sekali terjdai di pasar tradisional.
Bukan hanya itu saja, cara pengemasan di pasar tradisional juga membuatnya kurang dilirik konsumen, bahkan makin hari bukannya semakin bagus akan tetapi malah semakin memburuk kondisinya. Dan jelas hal seperti itu cukup membahayakan keberadaan pasar tradisional.

B.     Kelebihan dan Kekurangan Pasar Modern

Kelebihan pasar modern dibanding pasar tradisional cukup jelas, mereka memiliki banyak keunggulan yakni; nyaman, bersih serta terjamin. Dan tiga hal tersebut yang membuat para konsumen mau membeli ke pasar modern. AC, bersih, nyaman mempunyai peranan penting bagi pasar modern, dan ketiga komponen tadi menjadi andalan dari pasar modern dan hal tersebut tidak memiliki oleh pasar tradisional. Bahkan apabila kita melihat, tidak ada kelemahan dari pasar modern ini. Mungkin kelemahannya hanya di praktik jual belinya dimana konsumen tidak bisa menawar harga barang yang hendak dibelinya.
Dengan modal yang cukup besar mereka bisa melakukan apa saja untuk makin mempercantik penampilannya.

3.      Hal-hal yang membedakan pasar tradisional dan modern adalah sebagai berikut:
1.      Harga barang
Barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar modern memiliki perbedaan harga yang cukup signifikan. Harga suatu barang di pasar tradisional bahkan bisa sepertiga dari harga barang yang sama yang dijual di supermarket, terutama untuk produk-produk segar seperti sayur-mayur serta bumbu-bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, merica, cabai merah, cabai rawit, dan lain sebagainya.




2.      Tawar menawar
Berbelanja di pasar tradisional memungkinkan pembeli untuk menawar harga barang-barang hingga mencapai kesepakatan dengan pedagang. Jika cukup pintar menawar, Anda bisa mendapatkan barang dengan harga yang jauh lebih murah. Sedangkan di pasar modern, pembeli tidak mungkin melakukan tawar menawar karena semua barang telah dipatok dengan harga pas.

3.      Diskon
Untuk urusan diskon, sejumlah supermarket memang sering memberikan berbagai penawaran yang menggiurkan. Akan tetapi, perlu diperhatikan apakah hal tersebut merupakan rayuan terselubung (gimmick) agar pembeli bersikap lebih konsumtif. Tak jarang, orang menjadi lapar mata ketika berbelanja di supermarket dan tergoda membeli barang-barang yang tidak mereka butuhkan.

4.      Kenyamanan berbelanja
Untuk urusan kenyamanan, berbelanja di pasar modern memang jauh lebih nyaman ketimbang berbelanja di pasar tradisional. Berbagai supermarket memiliki area yang lebih luas, bersih, rapi, dan dilengkapi dengan pendingin ruangan. Sedangkan pasar tradisional menempati area yang lebih sempit, sumpek, sesak, dan tak jarang menguarkan bau kurang sedap.

5.      Kesegaran produk
Untuk produk-produk segar seperti daging, ikan, sayur-mayur, telur, dan lain sebagainya, pasar tradisional biasanya menyajikan produk yang jauh lebih segar ketimbang supermarket, karena belum ditambahkan zat pengawet. Logikanya, pedagang di pasar tradisional memiliki dana yang cukup terbatas sehingga hanya mampu membeli pasokan barang dengan jumlah tidak terlalu banyak. Dengan demikian, produk-produk yang dijual pun lebih terjaga kesegarannya.

4.      Bagaimana agar pasar Tradisional tetap bisa bertahan
Dengan semakin banyaknya pasar-pasar Modern yang ada pada zaman sekarang ini. Itu semua bisa kita atasi salah satunya dengan cara lebih memperhatikan keadaan pasar tradisonal, baik itu dari lingkungannya atau pun dengan cara membatasi pembuatan pasar modern, letak pasar juga jangan berdekatan, dan sebisa mungkin pasar Tradisional harus dibentuk serapi dan seindah mungkin agar bisa menarik perhatian para pembeli. Sehingga pasar tradisonal tetap bisa bertahan diera zaman yang sudah modern seperti sekarang ini.

Perlu adanya rekomendasi kebijakan dalam rangka menjamin berkembangnya pasar tradisional untuk upaya peningkatan daya saing pasar tradisional. Hal ini melibatkan beberapa strategis :
1.      Perbaikan infrastruktur yang mencakup terjaminnya kesehatan yang layak, kebersihan yang memadai, cahaya yang cukup dan keseluruhan kenyamanan pasar. Pengelola pasar harus secara konsisten melakukan koordinasi dengan para pedagang untuk mencapai pengelolaan pasar yang lebih baik. Usaha bersama ( dalam bentuk perjanjian kerja ) antara Pemda dan sector swasta juga dapat menjadi solusi terbaik untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional, seperti yang terjadi di Pasar Bumi Serpong Damai, Tangerang.
2.      Pemda seharusnya mengorganisasikan para PKL, baik dengan menyediakan kios didalam pasar atau dengan menegakkan aturan yang melarang mereka membangun lapaknya disekitar pasar. Hal yang juga amat penting adalah bahwa para PKL tidak diperkenankan untuk berjualan dipintu masuk pasar sehingga menghalangi akses kedalam pasar.
3.      Berkaitan dengan para pedagang sendiri. Kebanyakan pedagang tidak memiliki pilihan kecuali harus membayar tunai kepada para pemasok dan menggunakan modal sendiri untuk kegiatan bisnisnya. Mengingat tidak lazimnya penyediaan jaminan bagi sebuah usaha, maka para pedagang menjadi kelompok yang rentan terhadap setiap guncangan kecil sekalipun. Karena itu, upaya mengkaji jenis asuransi yang cocok bagi para pedagang menjadi penting artinya dan membantu mereka bila membutuhkan modal tambahan untuk pendanaan perluasan usahanya.
4.      Perlu adanya kebijakan yang menyeluruh mengenai pasar modern, termasuk peraturan untuk isu- isu seperti hak dan tanggung jawab pengelola pasar dan Pemda, serta sanksi kepada mereka yang melanggar peraturan. Demi menjamin persaingan yang sehat antara pedagang pasar tradisional dan peritel modern, Pemda dan Pemerintah pusat perlu memiliki mekanisme kontrol dan pemantauan untuk menjaga agar arena persaingan tetap adil.




5.      Dampak Supermarket terhadap Pasar Tradisional, ada beberapa akibat yaitu :
1.      Menunjukkan adanya penurunan kinerja pedagang pasar Tradisional secara keseluruhan dengan kehadirannya pasar modern.
2.      Banyak Supermarket / Hypermarket yang berlokasi dekat dengan lokasi pasar tradisional yaitu seperti Giant dan Carefour yang berdampak pada kegiatan bisnis pasar tradisional yaitu dengan secara tidak langsung telah menyerap sejumlah besar konsumen.
3.      Dapat menyebabkan penurunan Omzet dan keuntungan pasar tradisional karena sebagian besar konsumen lebih memilih untuk berbelanja dipasar modern.
4.      Para pedagang yakin bahwa dimasa mendatang, keberadaan Supermarket bakal mengganggu keberadaan pasar Tradisional karena produk yang dijual tidak berbeda dengan harga yang sama atau bahkan lebih rendah.

B.     Kerangka Berfikir
Seiring dengan perkembangan zaman, memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup modern yang berkembang di masyarakat kita. Pasar modern dapat kita jumpai dengan mudah di sekitar tempat tinggal kita. Pasar modern saat ini tidak hanya terdapat di kota-kota besar saja, tetapi saat ini mulai merambah ke daerah-daerah. Tempat berbelanja di pasar modern, katakanlah seperti supermarket  memang menawarkan tempat belanja yang nyaman, dan harganya pun dikemas dengan berbagai diskon, agar lebih menarik konsumen. Namun keadaan ini apabila dibiarkan terus menerus akan merugikan banyak pihak, terutama untuk kalangan menengah. Untuk sekarang ini, banyak yang mengeluhkan dan memprotes semakin maraknya pasar modern, karena hal ini tentu akan berdampak pada pasar tradisional yang akan semakin tergusur.
            Keberadaan pasar, khususnya yang tradisional, merupakan salah satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Pemerintah harus concern terhadap keberadaan pasar tradisional sebagai salah satu sarana publik yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat. Perkembangan jaman dan perubahan gaya hidup yang dipromosikan begitu hebat oleh berbagai media telah membuat eksistensi pasar tradisional menjadi sedikit terusik. Namun demikian, pasar tradisional ternyata masih mampu untuk bertahan dan bersaing di tengah serbuan pasar modern dalam berbagai bentuknya. Kenyataan ini dipengaruhi oleh beberapa sebab, antara lain walaupun pasar modern menawarkan banyalk kemudahan dan kenyamanan, tetapi tertap saja terdapat perbedaan antara keduanya. Pasar tradisional masih terjadi proses tawar menawar antara penjual dan pembeli, sehingga hal ini menimbulkan kedekatan personal dan emosional antara penjual dan pembeli. Pembeli pun dapat mendapatkan harga yang terjangkau. Keadaan semacvam ini tidak mungkin didaapatkan ketika kita berbelanja di supermarket.
Mengingat pentingnya eksistensi pasar tradisional ini, maka pemerintah  seharusnya serius dalam menata dan mempertahankan eksistensi pasar tradisional. Seperti adanya aturan Pemkab Bantul yang tidak mengizinkan didirikannya mall di kawasan tersebut. Hal ini merupakan bentuk nyata salah satu upaya ynag dilakukan pemerintah untuk tetap mempertahankan pasar tradisional yang ada. Pemerintah menyadari bahwa keberadaan pasar tradisional sebagai pusat kegiatan ekonomi masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Perhatian pemerintah tersebut dibuktikan dengan melakukan revitalisasi pasar tradisional di berbagai tempat. Target yang dipasang sangat sederhana dan menyentuh hal yang sangat mendasar.
Selama ini pasar tradisional selalu identik dengan tempat belanja yang kumuh, becek serta bau, dan karenanya hanya didatangi oleh kelompok masyarakat kelas bawah. Gambaran pasar seperti di atas harus diubah menjadi tempat yang bersih dan nyaman bagi pengunjung. Dengan demikian masyarakat dari semua kalangan akan tertarik untuk datang dan melakukan transaksi di pasar tradisional. Selain itu, perl;u adanya regulasi yang tegas yang mengatur keberadaan pasar tradisional dan modern. Aturan yang ditetapkan harus tetap mempertimbangkan dan menguntungkan kedua pihak.
Untuk lebih jelas dibuatlah sekema kerangka pemikiran seperti gambar berikut :
Hubungan antar variable:
Variable yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 bariable yaitu X dan Y. dimana variable X adalah Pasar Tradisional dan variable Y adalah Pasar modern .


Pasar Tradisional X
Pasar
Modern Y
 



Indikator:      

1.       Lokasi yang Strategis
2.       Area Penjualan yang luas
3.       Keragaman barang yang dijual lengkap
4.       Adanya sistem tawar menawar
5.       Keakraban antara penjual dan pembeli
6.       Harga yang rendah
7.       Menarik para konsumen dari kealas menengah kebawah
8.       Makanan atau produk yang dijual segar dan mentah
9.       Jam operasional yang terbatas
10.   Tidak ada promosi atau diskon penjualan




indikator:

1.       Lokasi Dekat dan strategis dengan pemukiman warga
2.       Tempat yang nyaman (ada AC) dan tempatnya bersih dan rapih
3.       Produk yang diperjualbelikan dan fasilitas lebih lengkap
4.       Tidak ada sistem tawar menawar karna sudah ada Barcodenya
5.       Keamanan terjaga dan parkiran yang  luas
6.       Harga yang tinggi ( ada tambahan PPN )
7.       Menarik para konsumen dari kelas menengah dan atas
8.       Produk yang dijual tidak segar karna makanan olahan dan non makanan
9.       Beroperasi selama 24 jam
10.   Ada promosi atau diskon penjualan
                                               















C.    Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Karena hipotesis masih bersifat jawaban sementara maka perlu dibuktikan kebenarannya.
v  Masalah Asosiatif
Merupakan jawaban sementara terhadap masalah asosiatif yaitu menanyakan hubungan antara 2 variabel atau lebih. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi adanya hubungan  pasar tradisional dengan pasar modern dengan para pedagang tradisional diTangerang .

v  Hipotesis Penelitiannya
Ho: P = 0 =  Tidak ada hubungan antara hubungan pasar tradisional dengan pasar modern dengan para pedagang tradisional diTangerang .

Ha: P ≠ 0 =   Ada hubungan yang signifikan antara hubungan pasar tradisional dengan pasar modern dengan para pedagang tradisional diTangerang .
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independent dan variabel dependen. Variabel independent dalam penelitian ini adalah Pasar tradisional, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pasar modern .













BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1.1.   Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

1.2.   Metode pengumpulan data
1.      Penelitian Kepustakaan
Dengan metode ini, penulis berusaha mempelajari,membaca serta mencari buku-buku yang ada hubungannya dengan penulisan penelitian ini, sehingga dapat disusun kerangka teori yang relevan dengan pokok bahasan. Dengan demikian dapat membantu penulis dalam hal memecahkan masalah yang akan dianalisis.
2.      Riset lapangan
Riset lapangan merupakan riset yang dilakukan secara langsung dengan mendatangi objek yang akan diteliti. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:
a. Wawancara
Wawancara yaitu Tanya jawab yang penulis lakukan dengan narasumber dengan memberikan serangkaian petanyaan yang telah dibuat sebelumnya.
b. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan terhadap data yang akan diteliti langsung ketempat yang dituju sebagai objek penelitian.


c. Studi Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian untuk menelusuri data yang berbentuk tulisan dan gambar.
   
1.3.   Pengolahan Data
Untuk dapat mengetahui pengaruh tergusurnya pasar tradisional terhadap outlet atau pasar modern diTangerang, dapat kita gunakan analisa korelasi sebagai alat pengujinya.
Rumus Korelasi:

Dimana:
r  = Koefisien korelasi antara X dan Y
           N = Jumlah responden
X = jumlah skor X
Y = jumlah skor Y
X² = jumlah kuadrat seluruh skor X
Y² = jumlah kuadrat seluruh skor Y

Dengan demikian maka:
a.     Jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang positif, yaitu makin besar nilai variabel X (bebas) maka makin besar pula nilai variabel Y (terikat).
b.     Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang negatif,yaitu makin kecil nilai variabel X (bebas) maka makin kecil nilai variabel Y (terikat).
c.     Jika nilai r = 0 atau -1 maka tidak terdapat hubungan sama sekali antara variabel X (bebas) dengan variabel terikat (Y).
d.    Jika nilai r = 1 maka telah terjadi hubungan sempurna antara variabel X (bebas) dengan variabel Y (terikat).

Interpretasi nilai koefisien “r” :
0,80 s.d 1,00 hubungan antara X dan Y adalah sangat kuat
0,60 s.d 0,799 hubungan antara X dan Y adalah kuat
0,40 s.d 0,599 hubungan antara X dan Y adalah cukup kuat
0,20 s.d 0,399 hubungan antara X dan Y adalah lemah
0,00 s.d 0,199 hubungan antara X dan Y adalah sangat lemah

Dalam perhitungan ini diharapkan akan menerangkan terhadap seberapa besar presentase antara pasar tradisional terhadap adanya kehadiran pasar modern maka dalam perhitungannya menggunakan rumus nilai koefisien determinasi sebagai berikut:
                           Rumus R= r2. (100%)
Untuk mengungkapkan hubungan antara satu variabel bebas (X) yaitu pasar tradisional dan satu variabel terikat (Y) yaitu adanya kehadiran pasar modern. Dengan demikian pola hubungan antara variabel-variabel penelitian sebagai berikut:
X
Y
 



keterangan:
X : Pasar tradisional
Y : Pasar modern






BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A.    Sekilas gambaran umum objek penelitian
1.      Sejarah singkat perusahaan
      Bumi Serpong Damai Tbk. adalah suatu perusahaan property yang membangun sebuah Kota Mandiri. Dalam perkembangan sebuah kota tentu diperlukan adanya komunitas masyarakat yang baik selain dari sekedar infrastruktur fisik. Agar sebuah kota dapat sustain ( hidup berkelanjutan dan dapat diwariskan kepada anak cucu) ada 3 (tiga) hal penting yang perlu dibina, yaitu : pembentukan pusat-pusat perekonomian, pengembangan sosial budaya masyarakatnya, dan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Ketiga hal tersebut harus dapat terintegrasi dengan baik mulai dari tahap gagasan, perencanaan, pembangunan, sosialisasi, dan pengelolaan.
      Agar ketiga hal tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan dan diwariskan (sustainable) diperlukan adanya kerjasama yang baik antara para stakeholders, yaitu : perusahaan termasuk para karyawannya, pemerintah baik pusat maupun daerah, konsumen dari perusahaan, maupun komunitas di lingkungan itu sendiri.

2.      Visi dan Misi Perusahaan
Visi Perusahaan
PT.Bumi Serpong Damai Tbk, ingin menjadi pengembang kota mandiri terkemuka dengan membangun kota yang nyaman, dinamis dan memiliki lingkungan yang sehat.
Misi Perusahaan
PT.Bumi Serpong Damai Tbk, ingin membangun kota baru yang menyediakan produk pemukiman untuk semua segmen serta produk komersial yang melingkupi usaha kecil, menengah sampai dengan perusahaan besar dan meningkatkan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan.
Sejalan dengan itu PT BSD berkomitmen untuk menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) melalui pelaksanaan beberapa program community development  yang cakupan kegiatannya antara lain
  1. Memperkuat dan mengefektifkan kehidupan bermasyarakat, baik dalam bidang ekonomi, sosial budaya, maupun lingkungan.
  2. Tanggung jawab sosial perusahaan, baik terhadap lingkungan di dalam maupun di luar perusahaan.
Contoh-contoh program Community Development  PT BSD yang telah dilaksanakan di BSD City berdasarkan kerangka penerapan CSR dalam upaya membangun komunitas BSD City agar kehidupan kota dapat berjalan dengan baik,yaitu:

1.    Bidang Ekonomi
Agar suatu kota / permukiman dapat sustainable memerlukan perekonomian yang baik dan berkesinambungan yang dapat menyentuh segala lapisan masyarakat. Pembangunan ekonomi tidak hanya dalam skala besar tetapi juga usaha mikro, kecil, dan menengah harus dapat hidup dengan baik. PT BSD dalam hal ini telah melaksanakan beberapa hal:
  • Mendedikasikan 25% Lahan Untuk Perekonomian Kota BSD
    Dari 6000 hektar luas BSD City yang akan dikembangkan, 25% (sekitar 1.500 ha) telah didedikasikan untuk pusat perekonomian seperti CBD (Central Business District), Kawasan Industri Ramah Lingkungan Taman Tekno, Pertokoan, dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan agar perekonomian dapat tumbuh dengan baik yang didukung tulang punggung ekonomi yang kuat dalam menunjang pertumbuhan komunitasnya. 
  • Memberi Prioritas kepada Informal Sektor
Informal sektor tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sebuah kota. Sektor ini dapat membangun perekonomian terutama di lapisan bawah, karena sebuah kota harus seimbang dalam pembangunannya. Usaha-usaha mikro dan kecil sangat didorong oleh PT BSD agar dapat hidup dan berkembang mengikuti pertumbuhan kota BSD City. Beberapa contoh yang telah dilakukan adalah :
    • Pedagang Kaki Lima (PKL)
PKL di BSD City dahulu tersebar hampir di semua tempat baik itu area komersial maupun hunian. Hal itu menimbulkan berbagai masalah, mulai dari soal kebersihan hingga keamanan. Di lain pihak banyak yang membutuhkan jasa para PKL ini, karena harganya yang murah. Untuk mengatasinya PT BSD berusaha memindahkan dan mengumpulkan para PKL tersebut ke lokasi yang lebih tertata dan rapi yang sekarang diberi nama Taman Jajan. Taman jajan di BSD City saat ini telah ada 8 buah yang lokasinya tersebar mulai dari Taman Kota, area-area bisnis, hingga sekolah. Dengan adanya Taman Jajan ini dapat mengatasi masalah kebersihan, kerapihan kota, keamanan, serta membantu para karyawan yang bekerja di lingkungan BSD City untuk mendapatkan makanan yang murah dan bersih. Taman Jajan yang dibangun mampu menampung ratusan pedagang dengan bangunan yang terjaga kebersihannya sehingga para PKL tidak sembarangan dalam berjualan.
    • Pasar Modern BSD City
Dahulu BSD memiliki pasar tradisonal yang kondisinya persis sama dengan kondisi pasar tradisonal di Indonesia pada umumnya. Pasar tradisional identik dengan kesan kumuh dan jorok. PT BSD berinisiatif untuk membangun suatu pasar yang berkesan modern namun tidak meninggalkan keaslian pasar tradisional. Maka dibangunlah Pasar Tradisional yang dikelola secara modern yang diberi nama Market Place dengan bangunan permanen yang terdiri dari 100 ruko, 320 kios, dan 303 lapak. Para pedagang di pasar ini adalah pedagang dari pasar lama yang dipindahkan, sehingga tidak ada UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang dirugikan atau digusur. Fungsi mereka tetap bahkan mendapatkan tempat yang lebih baik.
  • Lapangan Kerja di BSD City
Melalui proyek-proyeknya, PT BSD selalu memprioritaskan warga sekitar dahulu sebagai pekerjanya. Seperti proyek Ocean Park, ITC BSD, BSD Junction, tenaga keamanan, dan lain-lain. Melalui tes dan wawancara apabila memenuhi syarat maka bisa menjadi karyawan. Selain itu PT BSD juga menyediakan lapangan pekerjaan informal untuk tenaga kebersihan yang semuanya diambildari warga sekitar BSD City.
  • Bazaar Flohmak (Pasar Loak)
Kebutuhan suatu komunitas sangat beragam. Begitu juga kebutuhan akan barang. Orang kadangkala membutuhkan barang yang tidak selalu baru namun masih layak pakai. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut PT BSD melalui Koperasi Karyawan PT BSD bekerjasama dengan warga membentuk Bazaar Flohmak yang diambil dari bahasa Jerman Floehmarkt. Bazaar ini semacam pasar barang bekas (loak) yang diadakan pada hari Sabtu/Minggu atau hari libur di lokasi yang tidak kumuh atau jorok.
  • Sentra Penjualan Tanaman Hias
Dalam memenuhi kebutuhan akan hobi komunitasnya, BSD City membangun suatu pusat penjualan tanaman hias yang berlokasi di Taman Kota 2. Lokasi ini menjadi tempat berkumpulnya para pecinta tanaman. Di sini mereka dapat menyalurkan hobinya mulai dari bertukar informasi sampai pada Event Pameran Tanaman Hias.
  • Koperasi Karyawan PT BSD
Koperasi Karyawan PT BSD pertama kali dibentuk pada 11 Maret 1991 yang beranggotakan karyawan PT BSD. Saat ini Koperasi Karyawan sudah beranggotakan 1200 orang. PT BSD membentuk Koperasi Karyawan PT BSD yang bertujuan untuk kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan para karyawannya. Koperasi ini berjalan dengan sangat baik dan memiliki bermacam jenis usaha, mulai dari simpan-pinjam sampai pengadaan barang dan jasa. Banyak karyawan yang sangat terbantu dengan adanya koperasi ini, karena mereka dapat meminjam uang dan memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Infrastruktur Lain-lain yang Mendukung Perekonomian Kota
PT BSD dalam mendukung perekonomian kota membuat infrastruktur lain  seperti : Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang sekarang telah terbangun sebanyak 4 buah termasuk jembatan niaga, Pedestrian untuk pejalan kaki di seluruh kawasan BSD City, sampai pada Tempat Pemakaman Umum (TPU) seluas 1 hektar lebih.
2.    Bidang Sosial dan Budaya
Bidang Sosial dan Budaya sangat diperlukan dalam pengembangan sebuah kota. Apabila infrastruktur kota sudah baik namun komunitasnya tidak ada atau tidak memperhatikannya, maka fisik yang baik itu tidak akan bertahan lama. Maka dari itu diperlukan Program Community Development  atau Program Pemberdayaan Komunitas dalam bidang ini. Dengan adanya komunitas  yang baik dan terus berkembang, tentunya kota juga dapat terus sustain dan berkembang. Contoh kegiatan yang telah dilaksanakan PT BSD:

  • Pembangunan Infrastruktur di Lingkungan Perkampungan dan Bantuan Sekolah-sekolah
PT BSD juga membangun jalan-jalan perkampungan agar akses keluar masuk lebih mudah. Selain itu juga membantu pembangunan jembatan-jembatan, masjid, maupun sekolah. PT BSD memberikan bantuan ke sekolah-sekolah dengan bentuk yang bermacam-macam. Ada yang diberikan tanahnya saja, bahkan ada yang dibangun sampai dapat beroperasi. Semua dilaksanakan oleh PT BSD untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar.
  • Mendorong Tersedianya Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan di BSD City sangat lengkap. Mulai dari Puskesmas, Klinik 24 jam, Rumah Sakit Ibu dan Anak, sampai Rumah Sakit Internasional. Saat ini terdapat 27 Klinik dan Rumah sakit yang tersebar di seluruh wilayah BSD City.
  • Sarana-sarana Ibadah
Di dalam BSD City saat ini terdapat 15 masjid dan 2 gereja yang tersebar di seluruh wilayahnya. Semua pembangunan sarana ibadah ini didukung oleh PT BSD.
  • Penyediaan Sarana Olahraga dan Rekreasi
Suatu komunitas tentunya memerlukan sarana untuk berolahraga untuk menjaga kesehatannya dan rekreasi untuk melepas kepenatan. Dengan kesehatan yang baik maka dapat beraktivitas dengan baik. PT BSD dengan kesadaran itu membangun berbagai macam sarana olahraga dan rekreasi untuk warganya. Sarana yang tersedia mulai dari lapangan bulutangkis, voli, futsal, tenis, sampai kolam renang ukuran Internasional. Juga terdapat banyak Club House di dalam cluster-cluster di BSD City.
Sarana rekreasi air terbesar di BSD City adalah Ocean Park yang di dalamnya terdapat kolam untuk anak balita sampai dewasa.
  • Kerjasama dengan Aparat dan Masyarakat dalam Bidang Keamanan
    PT BSD membangun kantor Polsek untuk menjaga keamanan seluruh wilayah BSD City. Namun tidak hanya itu, PT BSD juga mengajak warganya untuk menjaga lingkungan masing-masing dengan bekerjasa dalam pembentukan keamanan lokal.
  • Pembentukan RT dan RW
Agar kehidupan komunitas dapat berjalan baik maka dibentuklah RT dan RW dengan dukungan PT BSD. Saat ini telah ada 33 RW dan 200 RT.
  • Pemberian Bantuan ke Warga Sekitar
Selain kegiatan pemberdayaan masyarakat, PT BSD juga memberikan charity atau sumbangan-sumbangan kepada warga yang membutuhkan, terutama warga di luar BSD City. Bantuan yang diberikan seperti beasiswa, biaya pengobatan, dan lain-lain.
  • Pengembangan Bidang Pendidikan untuk Peningkatan Kualitas SDM dalam Pembangunan Kota
Dalam pembangunan kota diperlukan SDM yang baik. PT BSD memiliki program dalam mendukung hal tersebut. Seluruh SMA baik umum maupun kejuruan yang ingin melaksanakan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT BSD sangat diterima dengan baik. Juga bagi mahasiswa yang ingin magang atau mencari data untuk skripsi dapat melaksanakannya di PT BSD. Tidak hanya itu, PT BSD juga banyak mendapat kunjungan dari instansi atau universitas baik dalam maupun luar negeri yang ingin studi banding. Pada tahun 2006 PT BSD telah mendapat kunjungan 1.552 orang.Di dalam lingkungan BSD City sendiri terdapat lebih dari 60 sekolah mulai dari TK sampai dengan Universitas, baik itu sekolah negeri, swasta, maupun internasional.
Dalam pembangunan suatu kota tidak hanya diperlukan pembangunan fisik, pembangunan di bidang sosial juga sangat diperlukan untuk menghidupkan kota. Dengan tumbuhnya organisasi kemasyarakatan maka dapat juga mendorong perkembangan ekonomi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan warga di BSD City selalu didukung oleh PT BSD, misalnya :
    • Bakti Keluarga BSD (BKBSD)
BKBSD adalah paguyuban warga lintas agama, suku, etnis, asal usul, ras, maupun antar golongan yang dibentuk atas inisiatif beberapa warga di BSD City yang bertujuan untuk menggalang kebersamaan dan kekeluargaan. Organisasi nirlaba ini terbentuk pada awalnya untuk memberikan bantuan kepada korban tsunami di Aceh. Paguyuban bagi selurug warga BSD City ini dibentuk pada 5 Februari 2005. Kegiatan yang dilaksanakan lebih banyak ke kegiatan sosial, lingkungan, juga membangun keakraban antar sesama warga BSD City.
    • Organisasi atau Yayasan Dalam Bidang Keagamaan.
      Indonesia memiliki agama yang beragam,begitu juga di dalam BSD City. Namun keberagaman itu tidak membuat pertentangan antar agama, karena masing-masing golongan telah sadar akan posisinya. Dalam melaksanakan kegiatannya, golongan tersebut membuat organisasai, beberapa contohnya adalah :
      Kerukunan Keluarga Muslim BSD (KKMB), sekarang telah menjadi Yayasan yang bergerak dalam bidang sosial, ekonomi maupun lingkungan, dengan mengkhususkan diri dalam bidang agama Islam.
    • Santa Monika, organisasi Katolik yang banyak bergerak dalam bidang sosial dan keagamaan.
    • Gereja Kristen Indonesia (GKI), organisasi Kristen yang juga banyak bergerak dalam bidang sosial dan keagamaan.
    • Organisasi Pemuda
Pemuda juga sangat aktif dalam berorganisasi di dalam lingkungan BSD City, misalnya : IPB (Ikatan pemuda BSD), IRKAM, dan lain-lain.
  • Penyelenggaraan Jajan Jazz dan sebagai Komunitas Musisi
Sejak setahun lalu tepatnya Maret 2006, Jajan Jazz dilaksanakan bekerja sama dengan Komunitas Musik BSD setiap hari Kamis malam pada minggu pertama tiap bulannya. Acara yang dibuat oleh warga dan untuk warga ini selain menampilkan musisi dari wilayah BSD sendiri, juga selalu dihadiri oleh para musisi jazz profesional. Acara yang berkonsep  street music performance ini mengajak interaksi antara penonton dengan pemain musik. Apabila ada yang ingin menunjukkan kebolehannya dipersilahkan untuk pentas. Acara yang digelar di Taman Jajan sektor 1.3 BSD City ini juga menjadi ajang tukar ilmu dari yang profesional kepada yang amatir.
  • Klub Tai Chi
Klub senam yang anggotanya sudah mencapai lebih dari 100 orang ini tidak hanya terdiri dari orang tua, tetapi juga remaja. Klub Tai Chi di BSD yang bernama WISDOM TAI CHI BSD CITY ini selalu rutin melakukan kegiatannya 3 kali dalam seminggu yaitu pada Selasa, Kamis, dan Sabtu pada pukul 06.00 – 07.30 WIB di Taman Kota 1 BSD City.
  • Klub Senam Aerobik
Klub senam aerobik ini diberi nama SENAM MAWAR. Kegiatan senam yang rutin dilaksanakan 2 kali seminggu pada Jum’at dan Minggu pukul 07.00 – 09.00 WIB ini selalu dipadati pengunjung. Acara senam ini dibuat gratis dengan instruktur warga BSD sendiri dan mengambil tempat di Taman Kota 1 BSD City.
  • Sanggar Bumi Damai
Sanggar ini terbentuk karena banyaknya pelukis yang tinggal di BSD dan sering melakukan kegiatan melukis bersama yang mengambil tempat di lingkungan BSD City. Mereka paling sering melaksanakan kegiatan melukis di Taman Kota.
  • Sanggar Tari Modern dan Tradisional
Sanggar tari baik modern maupun tradisional banyak tersebar di seluruh sektor BSD City. Sanggar-sanggar tersebut menampung anak-anak maupun remaja yang tertarik dengan tari-tarian.
  • Pelestarian Situs Bersejarah
Di dalam BSD City terdapat situs bersejarah yaitu Monumen Lengkong. Lokasi ini adalah tempat gugurnya para perwira Akademi Militer termasuk Daan Mogot pada waktu akan melucuti senjata tentara Jepang. Lokasi seluas 4000 meter ini selalu dijaga kelestariannya.
  • Media Komunitas Warga
PT BSD memiliki media komunitas bernama Suara BSD City. Media ini terbit sebulan sekali dengan oplah 12.500 yang disebar ke seluruh wilayah BSD City. Dengan adanya media ini sangat membantu warga dalam memperoleh informasi.
3.    Bidang Lingkungan
Dalam membangun suatu kota, aspek lingkungan sangat penting, karena dengan adanya lingkungan yang baik maka seluruh kegiatan dalam suatu kota dapat berjalan dengan lancar. Bidang lingkungan sangat berhubungan dengan kesehatan dan kelancaran dalam beraktivitas. Bayangkan apabila terjadi banjir atau tanah longsor tentunya akan mengganggu perekonomian. Juga apabila kota kotor akan timbul berbagai macam penyakit. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tersebut maka PT BSD melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain :
  • Pembangunan Taman Kota 1 & 2
Taman Kota 1 berada di pusat kota BSD dibuka  pada tahun 2004 dengan luas 2,5 hektar memiliki 60 jenis tanaman dengan jumlah pohon mencapai 2.500 pohon. Jenis pohon yang ada antara lain Nam-nam hutan, Keben, Pulai, Nyamplung, Menteng, Bintaro, Beringin sabre, Saraca, Meranti, sawo Duren, dan Sosis Afrika, dll. Taman ini berfasilitas plaza dan panggung, jogging track, fitness ground, acupuncture walk, tempat bermain anak, papan pendidikan lingkungan, dan kios jajanan.
Taman Kota 2 dibuka pada tahun 2006 memiliki fasilitas yang lebih banyak dibanding Taman Kota 1 antara lain Bursa Tanaman Hias, Jembatan Gantung, Gazebo, Tree House, Mini Water Flow (air terjun dengan tinggi hanya 1 m) dengan luas yang lebih besar yaitu 9 hektar termasuk danau buatan (2 ha) dan sentra tanaman hias. Dengan area yang lebih besar jumlah pohon juga lebih banyak, sekitar 7.000 pohon. Jenis pohonnya antara lain Waru Gunung, Nam-nam hutan, Keben, Pulai, Nyamplung, Menteng, Bintaro, Beringin sabre, Saraca, Meranti, sawo Duren, dan Sosis Afrika, Flamboyant, dll.
Fungsi Taman Kota ini selain sarana rekreasi dan olahraga warga juga berfungsi sebagai laboratorium alam / botani, melindungi kesuburan tanah dan air, daerah resapan air, penyedia oksigen / paru-paru kota, juga sarana pendidikan lingkungan. Setiap harinya kedua taman ini selalu dikunjungi oleh warga BSD City.Beragam acara komunitas warga dilaksanakan di Taman Kota ini. Untuk Taman Kota 1, setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu pagi ada Senam Taichi. Jum’at dan Sabtu pagi ada Senam Aerobik. Setiap harinya Taman Kota dikunjungi 2000 orang dan pada saat akhir pekan bisa mencapai 4000 orang.
  • Pembangunan Nursery
PT BSD membangun Nursery untuk memenuhi kebutuhan tanaman seluruh wilayah BSD City. Dengan luas 1 hektar dan memiliki 4 Green House. Nursery dapat memproduksi tanaman 300.000 polybag / bulan. Nursery menunjukkan bahwa PT BSD sangat peduli dengan penghijauan.
  • Instalasi Kompos
Sampah-sampah Organik dari seluruh wilayah BSD City dikumpulkan dan diolah di sini untuk dijadikan kompos. Kompos yang sudah jadi dipergunakan untuk pembibitan tanaman baru atau perawatan tanaman di dalam area BSD City.
  • Pembangunan Daerah Resapan Air
Daerah resapan sangat diperlukan dalam sebuah kota. Daerah resapan berfungsi agar air dapat terserap dengan baik sehingga air tanah tetap tersedia dan kota tidak banjir. PT BSD telah membangun daerah-daerah resapan air seperti : taman-taman kota (13,5 ha), jalur-jalur hijau (tersebar puluhan ha), taman-taman lingkungan (tersebar, puluhan ha), lapangan golf (75 ha), dan penggunaan paving blok di beberapa area.
  • Pembangunan Situ / Pond
Situ / Pond dibangun PT BSD sebagai daerah parkir air untuk menampung luapan dan untuk diresapkan ke dalam tanah. Di BSD City terdapat 10 pond dengan total luas 26 hektar. Menurut penelitian, situ/pond lebih efektif dibandingkan sumur resapan karena mudah dalam perawatan dan efektif ( 1 m2 situ/pond sama dengan 1 buah sumur resapan).
  • Pembangunan Drainage Terpadu dan Normalisasi Sungai
    Wilayah BSD City dilalui 4 sungai (Cisadane, Jaletreng, Ciater, Angke). Sungai sungai tersebut aliran airnya dibuat lebih lancar dengan cara diluruskan, dilebarkan dan didalamkan. Hal ini dilaksanakan untuk mencegah luapan air yang berlebihan yang dapat menimbulkan banjir.
  • Bekerjasama dalam Pengelolaan Lingkungan
PT BSD selalu mengajak warga untuk bersama-sama dalam pengelolaan lingkungan. Terutama lingkungan di wilayah RW masing-masing. PT BSD dapat memberikan asistensi dalam pengelolaan lingkungan yang baik, dengan tujuan agar komunitas nantinya dapat mengelola lingkungannya sendiri.
  • Penanaman Ribuan Pohon
PT BSD hingga saat ini telah menanam ratusan ribu pohon di dalam wilayah BSD City. Hal ini dilaksanakan agar pembangunan lingkungan dapat seimbang dengan pambangunan fisik. Dengan lingkungan yang hijau dan asri kegiatan komunitas dapat berjalan dengan nyaman.
  • Gerakan Cinta Pohon (GCP)
Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta lingkungan khususnya pohon kepada anak-anak usia sekolah dasar. Program yang digagas pada bulan November 2005 ini mengajak anak-anak untuk menanam pohon serta memeliharanya. Kita membentuk kelompok yang terdiri dari 20 orang anak. Kelompok diambil dari seluruh RW dan sekolah yang ada di BSD City. Masing-masing kelompok diberikan 20 pohon yang harus dirawat dan akan dinilai setiap tahunnya.
  • Festival Hijau BSD City
Acara ini adalah program rutin yang dilaksanakan setiap tahun pada bulan Juli untuk kampanye lingkungan hidup. Festival Hijau selalu mengangkat isu-isu lingkungan seperti penanaman pohon, kebersihan lingkungan, banjir, kesegaran udara, dan lain-lain. Acara ini bekerjasama dengan Kementrian Lingkungan Hidup RI, media massa, serta sponsor lain yang peduli dengan lingkungan hidup. Kegiatan yang dilaksanakan adalah Fun Bike, Jalan sehat, Penanaman Pohon, Cek Emisi Kendaraan Bermotor, dan lain-lain.
  • Souvenir Benih Biji Tumbuhan
Kepada setiap tamu yang datang ke BSD City, kita memberikan souvenir unik yaitu biji-bijian. Biji-biji tersebut kita kumpulkan dari seluruh tanaman yang tumbuh di lingkungan BSD City. Biji-biji dibungkus dalam kantung dari kertas. Tiap kantung terdiri dari 4-5 jenis biji. Pada kantung tersebut kita memberikan petunjuk penanamannya serta puisi mengenai lingkungan.


3.      STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN












BAB V
Kesimpulan dan Saran







BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.       Kesimpulan
Seiring dengan perkembangan zaman, memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup modern yang berkembang di masyarakat kita. Pasar modern dapat kita jumpai dengan mudah di sekitar tempat tinggal kita. Pasar modern saat ini tidak hanya terdapat di kota-kota besar saja, tetapi saat ini mulai merambah ke daerah-daerah. Tempat berbelanja di pasar modern, katakanlah seperti supermarket  memang menawarkan tempat belanja yang nyaman, dan harganya pun dikemas dengan berbagai diskon, agar lebih menarik konsumen. Namun keadaan ini apabila dibiarkan terus menerus akan merugikan banyak pihak, terutama untuk kalangan menengah. Untuk sekarang ini, banyak yang mengeluhkan dan memprotes semakin maraknya pasar modern, karena hal ini tentu akan berdampak pada pasar tradisional yang akan semakin tergusur.
Pada hakikatnya pasar modern dan pasar tradisional mempunyai kebihan masing-masing dimana segmentasi pasar yang berbeda satu sama lainnya. Di pasar tradisional masih terjadi proses tawar-menawar harga yang memungkinkan terjalinnya kedektan personal dan emosional antar penjual dengan pembeli yang tidak mungkin didapatkan ketika berbelanja di pasar modern, dikarenakan di pasar modern harga sudah pasti yang ditandai dengan label harga. Oleh karena itu, pertentangan antara pasar modern dengan pasar tardisional harus dapat ditengahi dengan baik oleh pemegang kebijakan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyiapkan sejumlah regulasi yang mampu menciptakan iklim perekonomian yang kondusif dan nyaman baik bagi pasar modern dan terkhusus bagi pasar tradisional.
Mengingat pentingnya eksistensi pasar tradisional ini, maka pemerintah  seharusnya serius dalam menata dan mempertahankan eksistensi pasar tradisional. Seperti adanya aturan Pemkab Bantul yang tidak mengizinkan didirikannya mall di kawasan tersebut. Hal ini merupakan bentuk nyata salah satu upaya ynag dilakukan pemerintah untuk tetap mempertahankan pasar tradisional yang ada. Pemerintah menyadari bahwa keberadaan pasar tradisional sebagai pusat kegiatan ekonomi masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Perhatian pemerintah tersebut dibuktikan dengan melakukan revitalisasi pasar tradisional di berbagai tempat. Target yang dipasang sangat sederhana dan menyentuh hal yang sangat mendasar. Selama ini pasar tradisional selalu identik dengan tempat belanja yang kumuh, becek serta bau, dan karenanya hanya didatangi oleh kelompok masyarakat kelas bawah. Gambaran pasar seperti di atas harus diubah menjadi tempat yang bersih dan nyaman bagi pengunjung. Dengan demikian masyarakat dari semua kalangan akan tertarik untuk datang dan melakukan transaksi di pasar tradisional. Selain itu, perl;u adanya regulasi yang tegas yang mengatur keberadaan pasar tradisional dan modern. Aturan yang ditetapkan harus tetap mempertimbangkan dan menguntungkan kedua pihak.
Memang pada kenyatannya saat ini eksistensi pasar tradisional telah mulai tergeser dengan adanya pasar modern yang semakin menjamur. Tentunya sekarang tergantung bagaimana cara kita untuk menyikapi hal tersebut. Apakah kita akan tetap berusaha untuk menjaga eksistensi pasar tradisional atau semakin menjerumuskannya dalam lubang kehancuran. bergesernya pasar tradisional diminati oleh masyarakat tidak lain dikarenakan oleh perkembangan pasar-pasar modern ini yang merambah keberbagai daerah hingga ke desa-desa. lalu menurut anda bagaimana solusi dari permasalahan in Saya sangat setuju dengan salah satu cara untuk membuat masyarakat tertarik datang ke pasar yaitu mengubah pasar menjadi tempat yang bersih dan nyaman bagi pengunjung. Saya sendiri sebenarnya lebih senang ke pasar tradisional, karena harga yang ada di pasar tradisional lebih terjangkau dibandingkan yang ada pada pasar modern. Namun saya juga agak malas ke pasar tradisional jika mengingat pasar tradisional terlihat kumuh.
makanya buru2 renovasi pasar tradisional…..jgn lagi rakyat dikorbankan dengan alasan penanaman modal bla bla bla…. mari rame2 ke pasar tradisional yar semakin semarak… jangan malu tu’ berkunjung ke pasar tradisonal milik kita…





B.       Saran

Ada beberapa langkah yang dapat digunakan untuk mengantisipasi sekaligus memberikan proteksi terhadap keberadaan pasar tradisional termasuk pedagangnya dari persaingan dengan pasar modern. Pertama, Revitalisasi pasar tradisional. Langkah Pemerintah Kota Solo yang melakukan revitalisasi pasar tradisional patut dihargai. Menjadi keniscayaan bagi pemerintah untuk serius dalam menata dan mempertahankan eksistensi pasar tradisional dengan target yang sangat sederhana, menyentuh dan amat mendasar dimana pasar tradisional selama ini selalu identik dengan tempat belanja kumuh, becek, serta bau sehingga hanya didatangi oleh kelompok masyarakat kelas bawah saja. Gambaran mengenai pasar tradisional yang seperti itu harus diubah menjadi tempat berbelanja yang bersih dan nyaman sehingga masyarakat dari semua kalangan akan tertarik untuk datang dan melakukan transaksi di pasar tradisional. Ke dua, melakukan zonasi (pemetaan tata letak hypermarket). Hypermarket harus berada pada radius sekian kilometer dari pasar tradisional dan tidak boleh menjual komoditi tertentu yang yang menjadi jajaan di pasar tradisional. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah persaingan yang tidak berimbang dengan pasar tradisional. Aturan semacam ini sudah dilakukan di Garut dan Jakarta dimana hypermarket tidak boleh berada di tengah kota dan tidak berad dalam radius 200 meter yang daerahnya terdapat pasar tradsional. Amat ironis tentunya, apabila revitalisasi pasar tradisional dilakukan tetapi di dekat pasar tradisional juga berdiri pasar modern. Ke tiga, pembatasan kuota penjualan komoditi tertentu. Hak ini cukup efektif dilakukan di Cirebon. Dimana supermarket dan hypermarket tidak boleh menjual barang lebih dari 5 kilogram per kemasan. Ke empat, pembatasan kuota pasar modern. Jumlah Carrefour di Jakarta ternyata lebih banyak jumlahnya daripada di paris. Bahkan di Paris ataupun di kota-kota lainnya di Perancis tidak akan ditemui adanya hypermarket, kecuali mereka berada di outer ring road yang berarti di pinggiran kota. Kebijakan ini dimaksudakan agar warung-warung dan toko-toko makanan tradisional yang menjual sayur-mayur dan buah-buahan, daging-dagingan (bouchery), totko roti (boulangery) tetap hidup sehingga mampu mewarnai dinamika masyarakat. Bahkan pada hari-hari tertentu, terutama week end, di berbagai lapangan parkir (place plaza) atau di sebagian/potongan jalan di pusat kota digelar pasar tradisional yang hanya beroperasi hingga tangah hari saja.
Pada hakikatnya pasar modern dan pasar tradisional mempunyai kebihan masing-masing dimana segmentasi pasar yang berbeda satu sama lainnya. Di pasar tradisional masih terjadi proses tawar-menawar harga yang memungkinkan terjalinnya kedekatan personal dan emosional antar penjual dengan pembeli yang tidak mungkin didapatkan ketika berbelanja di pasar modern, dikarenakan di pasar modern harga sudah pasti yang ditandai dengan label harga. Oleh karena itu, pertentangan antara pasar modern dengan pasar tardisional harus dapat ditengahi dengan baik oleh pemegang kebijakan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyiapkan sejumlah regulasi yang mampu menciptakan iklim perekonomian yang kondusif dan nyaman baik bagi pasar modern dan terkhusus bagi pasar tradisional. `
makanya buru2 renovasi pasar tradisional…..jgn lagi rakyat dikorbankan dengan alasan penanaman modal bla bla bla…. mari rame2 ke pasar tradisional yar semakin semarak… jangan malu tu’ berkunjung ke pasar tradisonal milik kita…








DAFTAR PUSTAKA

·         www.google.com
·         www.smeru.or.id
·         www.bsd.city.com
·         http://id.wikipedia.org/
·         www.Bataviase.co.id or Beta

Blogger :   *  Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
                  *  Yunianurayni,nama yg punya blog
                  *  Sukowati Utami
                  *  Rasyad Ahmad al-Shodiq
                  *  Lembaga Penelitian SMERU, November 2007.
                  *  Diposkan oleh Anggie Anggraini
kira yamato
                  *  Posted by RIO at 10:08 AM Saturday, January 29, 2011







                                                                                               
 

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More